Saturday, February 19, 2011

Pemilik Roti

Diriwayatkan dari Abu Burdah, ia bercerita, "Menjelang wafatnya Abu Musa berpesan, 'Wahai anakku, ingatlah tentang kisah si pemilik roti'.

Dikisahkan ada seorang lelaki yang beribadah selama 70 tahun, tidak pernah turun (beranjak), kecuali satu hari saja. Ketika itu ada syaitan yang datang menyerupai seorang perempuan. Kemudian, ahli ibadah ini hidup bersama perempuan tersebut selama 7 hari 7 malam.

Setelah itu terbukalah tabirnya, dia pun keluar dan ber­taubat. Setiap kali dia melangkahkan kaki untuk melakukan sesuatu, ia selalu solat dan bersujud.

Kerana merasa sangat letih dia berehat di sebuah pondok bersama 12 orang fakir miskin. Tiba-tiba datang seorang membawa roti yang banyak dan berikan roti  kepada fakir-fakir miskin di pondok itu termasuklah lelaki yang bertaubat itu.


Namun begitu, ada seorang fakir miskin yang tidak dapat roti, lalu dia berkata, "Mengapa kamu tidak memberi aku roti?" Orang yang membagikan roti itu menjawab, "Sungguh malam ini aku tidak memberimu sesuatu apa pun."

Lelaki yang bertaubat itu memperhatikan roti yang dipe­gangnya, lalu memberikannya kepada si miskin yang tidak dapat roti itu, kerana kasihan melihat si fakir yang sangat lapar.

Keesokan harinya, lelaki bertaubat itu meninggal ....

Kemudian, ibadahnya selama 70 tahun ditimbang dengan kemaksiatannya selama 7 malam. Ternyata lebih berat keburukan­nya yang 7 malam. Dan kebaikannya memberi sepotong roti ditimbang dengan kemaksiatannya selama 7 malam, dan lebih berat kebaikannya memberi roti.

Abu Musa berkata, "Wahai anakku, ingat-ingatlah kisah si pemberi roti itu."

Demikianlah, sesungguhnya sedekah itu dapat meredam­kan murka Allah. Oleh karena itu, bersegeralah untuk menginfak­kan harta kita di jalan Allah. Sedarilah bahawa dunia ini fana, tetapi segala sesuatu yang kita sedekahkan akan kekal di sisi Allah Ta'ala. Suatu saat nanti, kita pasti akan memetiknya di sana, kita akan merasa puas dengan apa yang telah kita berikan. Akan tetapi, jika kita pelit, takut akan menjadi fakir dan kekurangan, lalu kita mengumpulkan harta tersebut karena tamak dan bakhil, maka kita akan menyesal dan celaka.

No comments:

Post a Comment